“Ya elah gitu doang nangis!”, adalah
kalimat yang sering orang tujukan kepadaku. Aku gak nangis kok, aku kuat, tapi
aku juga gak tau kenapa air mataku selalu menetes tiap kali seseorang
mengatakan sesuatu yang ‘gak enak’ ataupun menyinggung atupun gak sesuai dengan
jalan pikiranku. Aku gak ingin dilahirkan dengan sifat cengeng. Aku gak ingin jadi cengeng. Jadi cengeng itu
gak enak. Liat drama dikit, nangis. Dimarahin dikit, nangis. Ngomongin hidupku
yang ngenes, nangis.
Pernah aku mencoba untuk kuat. Aku
berusaha buat nahan air mataku sebisa mungkin. Hasilnya? Mungkin orang-orang
sudah melabeli kata ‘jahat’ untukku. Kok bisa? Yah, tiap aku berada dalam
kondisi dimana aku sedang berdebat ataupun bertengkar dengan orang lain. Aku
selalu memilih untuk diam, dan pergi begitu saja. Kenapa? Karena aku tak ingin
orang lain melihat aku menangis. Bukan berarti aku pengecut yang tiap ada
masalah selalu melarikan diri. Bukan. Aku tidak seperti itu. I have a lot of
things in my mind to speak up, but I can’t. Saat aku pengen ngomong, air mata
ini selalu ikut menetes. Aku hanya gak ingin orang lain lihat aku nangis! Yah,
meskipun pada akhirnya mereka tahu kalau aku menangis. Tapi hatiku gak tenang. Aku juga pengen
ungkapin apa yang mengganjal pikiranku, tapi aku juga gak pengen orang lain
melihat aku nangis. Karena itulah aku lebih memilih diam dan pergi.
Mungkin inilah yang disebut dengan
pengecut. Aku gak berani untuk ngungkapin semua hal yang mengganjal dalam
hatiku, dan lebih memilih untuk diam dan pergi. Benar, Aku memang pengecut, dan
aku jahat.
No comments:
Post a Comment