Wednesday, 13 April 2016

Jadi Orang Cengeng Itu Gak Enak

            “Ya elah gitu doang nangis!”, adalah kalimat yang sering orang tujukan kepadaku. Aku gak nangis kok, aku kuat, tapi aku juga gak tau kenapa air mataku selalu menetes tiap kali seseorang mengatakan sesuatu yang ‘gak enak’ ataupun menyinggung atupun gak sesuai dengan jalan pikiranku. Aku gak ingin dilahirkan dengan sifat cengeng.  Aku gak ingin jadi cengeng. Jadi cengeng itu gak enak. Liat drama dikit, nangis. Dimarahin dikit, nangis. Ngomongin hidupku yang ngenes, nangis.

            Pernah aku mencoba untuk kuat. Aku berusaha buat nahan air mataku sebisa mungkin. Hasilnya? Mungkin orang-orang sudah melabeli kata ‘jahat’ untukku. Kok bisa? Yah, tiap aku berada dalam kondisi dimana aku sedang berdebat ataupun bertengkar dengan orang lain. Aku selalu memilih untuk diam, dan pergi begitu saja. Kenapa? Karena aku tak ingin orang lain melihat aku menangis. Bukan berarti aku pengecut yang tiap ada masalah selalu melarikan diri. Bukan. Aku tidak seperti itu. I have a lot of things in my mind to speak up, but I can’t. Saat aku pengen ngomong, air mata ini selalu ikut menetes. Aku hanya gak ingin orang lain lihat aku nangis! Yah, meskipun pada akhirnya mereka tahu kalau aku menangis.  Tapi hatiku gak tenang. Aku juga pengen ungkapin apa yang mengganjal pikiranku, tapi aku juga gak pengen orang lain melihat aku nangis. Karena itulah aku lebih memilih diam dan pergi.


            Mungkin inilah yang disebut dengan pengecut. Aku gak berani untuk ngungkapin semua hal yang mengganjal dalam hatiku, dan lebih memilih untuk diam dan pergi. Benar, Aku memang pengecut, dan aku jahat.

No comments:

Post a Comment