Kisah ini adalah kejadian nyata yang
benar-benar aku alamin saat aku masih tinggal bersama temanku. Tepatnya tiga
tahun yang lalu, untuk pertama kalinya aku menginjakkan kaki di rumah tersebut.
Rumah ini sebenarnya tidak mistis, mungkin letak rumahnya saja yang membuatnya
mistis. Sebelumnya aku ingatkan sekali lagi kepada kalian kalau ceritaku ini
hanya cerita biasa. Kalau kalian ingin cerita yang ada penampakannya, bukan
disini tempatnya.
Biar lebih afdol, aku akan menjelaskan
terlebih dahulu tentang posisi rumah ini. Aku tinggal hanya berdua dengan
temanku. Ini adalah rumah temanku dan aku ikut ngekos di rumahnya. Kami tinggal
di sebuah perumahan yang baru dibangun dan masih dihuni oleh beberapa kepala
keluarga saja. Ada yang tinggal di kota Malang? Tahu pesawat Suhat? Yap kalau
dari arah jalan Soekarno Hatta kalian hanya perlu lurus, bukan belok kiri ke
arah Griya Shanta, bukan pula belok kanan ke arah Blimbing, cukup lurus saja
dan melewati persawahan. Di sebelah kiri jalan kalian akan menemukan tempat
futsal yang cukup luas dan sret! tinggal belok kiri saja, pasti nanti nemu
perumahan deh. Kalau kalian tinggal di kota Malang, kalian pasti tahu perumahan
mana yang aku maksud.
Rumah ini sebenarnya jauh dari kesan
mistis. Desainnya minimalis sesuai dengan jaman sekarang. Namun rumah ini
letaknya berada paling pojok. Iya, paling pojok. Untuk lebih jelasnya ini
adalah gambar letak rumah tersebut.
Depan rumah ada jalan yang jarang
dilewati warga terutama setelah magrib, apalagi tidak ada penerangan jalan sama
sekali saat malam. Penerangan satu-satunya berasal dari lampu teras depan rumah
saja. Disamping jalan terdapat tembok yang tingginya hanya se dada orang dewasa
saja sebagai batas perumahan dengan sungai dan sawah, jadi kita masih bisa
melihat pemandangan di depannya. Untuk lebih detailnya mending kalian lihat
sendiri aja di gambar di atas.
Untuk denah di dalam rumah, aku akan
memberikan gambaran tentang posisi tiap ruangan yang ada di dalam rumah
tersebut.
Dahulu sebelum rumah ini baru
pertama kali dibeli, ruangannya hanya terdiri dari ruang tamu, kamar 1, kamar
2, dan kamar mandi saja. Sedangkan ruangan lainnya masih berbentuk rumput
alang-alang yang juga berfungsi sebagai tempat jemuran. Aku sendiri menempati kamar
2 dan temanku menempati kamar 1. Memang tidak ada hal yang mistis terjadi saat
aku tinggal di rumah tersebut sampai ada seekor ular masuk ke dalam kamar 1.
Waktu itu kita masih berpikiran jernih dan berspekulasi bahwa mungkin ular
tersebut datang dari rumput-rumput di halaman belakang atau dari sawah. Lalu
beberapa hari setelahnya temanku datang bersama keluarganya dan mengajak
seorang mbak-mbak yang ‘mungkin’ bisa melihat hal-hal diluar nalar. Aku sempat
mendengar pembicaraan mereka dari dalam kamar. Dia bilang kalau ada hawa panas
di rumah ini terutama di kamar 1 dan halaman belakang. Aku sih menanggapinya
biasa saja. “Ah paling mbak itu cuma mengada-ada saja”, pikirku. Kemudian rumah
ini direnovasi dan temanku pindah ke kamar 3, dan kamar 1 dibiarkan kosong. Sedangkan
halaman belakang disulap menjadi dapur dan tempat jemuran dipindah ke lantai
atas.
Perlu kalian ketahui kalau aku
sering sekali tinggal di rumah ini sendirian karena temanku selalu pulang
kampung setiap akhir pekan. Bahkan hari-hari biasa pun dia kadang pulang saat
dijemput oleh keluarganya. Otomatis hampir tiap malam aku sendirian di rumah
tersebut. Saat itu masih dalam rangka liburan semester, aku lagi-lagi sendirian
di rumah. Aku termasuk orang yang sering kali insomnia, baru bisa tidur setelah
jarum jam melewati angka dua belas. Malam itu sekitar jam dua pagi, aku masih
terbangun dan menonton tv di kamar. Sayup-sayup kudengar suara mbak-mbak yang
ketawa dari rumah sebelah. Ketawanya biasa sih, kaya orang lagi bercanda dan
tertawa terbahak-bahak keras sekali, bukan seperti ketawanya Miss K itu. Aku
pun mematikan tv ku dan menempelkan telingaku ke dinding kamar berharap
mendengar suara itu lebih jelas lagi. Dan benar saja, suara mbak-mbak yang lagi
tertawa itu terdengar kembali. “Ini mbak-mbak udah jam segini masih aja
becanda, ketawanya kenceng lagi”, batinku. Tak ambil pusing, aku kembali
menyalakan tv (biar ga kedengeran suara mbak-mbak) dan mencoba untuk terlelap.
Keesokan harinya, saat selesei
membeli makan malam, aku melihat rumah tetanggaku ini gelap gulita. Semua
lampunya mati. Aku tak ambil pusing dan berpikir mungkin mereka sedang pulang
kampung juga. Namun malam harinya, sekitar jam satu pagi, aku kembali mendengar
suara tawa itu lagi. Kalau rumahnya sepi, trus ini yang lagi ketawa siapa dong?
Cukup sering aku mendengar
suara-suara aneh dari rumah tetangga sebelah sampai aku sudah tak merasa takut
lagi. Suara yang sering aku dengar adalah suara mesin cuci. Tengah malam,
ngedenger suara mesin cuci. Aneh ga sih? Masa iya tetangga sampe segitunya
nyuci baju tengah malem. Tapi entahlah, aku ga peduli~
Usut punya usut, saat aku lagi
ngegosip bareng sama mas-mas penjaga warung deket rumah. Dia tanya kepadaku,
“Kamu gak pernah dapet gangguan aneh-aneh a?” tanyanya. “Hah? Gangguan kayak
gimana mas? Engga ada sih”, jawabku. “Ya baguslah kalo gitu, soalnya tetanggamu
digangguin katanya”. “Tetangga yang mana?”. “:Ya sebelah rumahmu pas itu,
bilangnya sih sering ada benda-benda jatuh sendiri gitu.” Dan aku pun Cuma ber
ooooooooh ria~
Teror suara misterius ini gak
berhenti sampai disini saja. Aku masih saja mendengar suara-suara tidak masuk
akal dan anehnya hanya aku yang mendengarnya dan pasti saat aku sedang
sendirian di rumah. Suara kali ini terjadi saat tengah malam juga namun sumber
suaranya berbeda. Kali ini aku mendengar suara langkah kaki di lantai atas
tempat jemuran. Aku mendengar jelas banget suara orang lagi jalan. Apa
telingaku yang terlalu sensitif ya? entahlah. Aku sempat takut waktu itu,
mungkinkah maling jemuran? Atau makhluk tak kasat mata? Aaaah dari pada pusing
mending nyalain tv dan langsung tidur selimutan.
Beberapa saat kemudian hidupku
tentram tanpa ada gangguan sampai suatu ketika saat aku sedang mandi menjelang
magrib, aku mendengar suara ribut di ruang tamu. Suaranya terdengar rame sekali
seperti banyak orang lagi ngobrol di ruang tamu. “Ah mungkin temanku baru saja
balik pulang kampung dianter keluarganya”, pikirku. Selesai mandi, aku keluar
dan mendapati ruang tamu saat itu sedang kosong tak ada siapapun. “Apa jangan-jangan
mereka udah pada pulang ya?” Aku pun memberanikan diri memeriksa kamar temanku
siapa tau dia ada di kamar tapi nihil. Kamarnya masih dikunci. Nah berarti doi
belum balik dong?
Besoknya saat aku sedang mandi,
lagi-lagi aku mendengar suara ribut itu. Tanpa pikir panjang aku pun membuka
pintu dan mengintip sedikit dari balik pintu untuk memeriksanya dan benar saja,
tidak ada siapapun di ruang tamu. Asli aku merinding saat itu dan bergegas
menyelesaikan mandiku. Anehnya, suara itu hanya terdengar saat aku menutup
pintu saja. Saat pintu dibuka, suaranya pun hilang. Sejak saat itu, tiap lagi
sendirian di rumah, aku selalu membuka pintu kamar mandi saat sedang mandi
heheheh...
Selama tinggal di rumah ini, aku
sempat dua kali bermimpi tentang rumah ini dan inti dari mimpiku ini sama,
yaitu temanku kesurupan. Aku melihat temanku yang kesurupan sedang
menggeliat-geliat di kasur kamarnya dan tepat di atasnya, di langit-langit
kamarnya, ada Miss K sedang bergelantungan manis~ Maksud dari mimpi ini apa
coba? Hiiiiiii......
Teror suara yang aku alami tidak
berhenti sampai disini saja, masih ada yang lebih parah yang sempat bikin aku hampir
jantungan saking kagetnya. Bagaimana tidak, waktu itu sekitar jam sepuluh malam
aku sedang bobok-bobok cantik di kasur sambil nonton film di laptop sampai
suatu ketika “Bruakk!!!” Ada suara yang kenceng banget, suaranya mirip seperti ada
yang ngelempar pintu kamarku dengan benda atau seperti orang yang mendobrak
pintu dan pintu tersebut roboh. Serius aku sangat kaget waktu itu dan langsung
mematikan laptop untuk memastikan suara itu. “Sial itu suara apaan
jangan-jangan maling nih dobrak pintu tapi kok suaranya deket banget di depan
pintu kamarku” batinku. Saat itu juga aku langsung sms pacarku dan menceritakan
kejadian yang aku alami barusan. Emaaak aku takut :3
Skip skip skip...
Sore – sore gini paling enak makan
bakso nih! Seperti biasa aku langsung sms bapak bakso langgananku dan lima
menit kemudian gerobaknya sudah parkir depan rumah. “Mbak sampean wingi gak
onok sing ganggu a?” tanya si abang tukang bakso. “Hah ada apa emang pak?”
tanyaku penasaran. “Lah kemaren kan ada mayat disitu mbak di sungai depan
rumah”. “Eh seriusan pak? Dimananya?” “Disitu loh” jawabnya sambil menunjuk
aliran sungai 30 meter dari depan rumah. “Jarene sih dibunuh sama pacarnya
terus dibuak nang kali, nah nyantol deh dia nang kali kunu ditemuin gak pake
baju. Tetanggaku loh wes onok sing digangguin mbak, jarene nggoleki kalunge
sing ilang makane gentayangan”. Hiiiih ini pak tukang bakso bikin aku tambah merinding
aja deh -___-
Malemnya, sepulangnya dari berkencan
ria. Pacarku memarkinkan motornya depan pagar dan menunggu sampai aku
benar-benar masuk ke dalam rumah. Saat aku membuka pintu depan, aku sempat
menoleh ke arahnya dan seketika itu juga “Hihihi” suara itu muncul. Munculnya
dari arah pepohonan di sungai depan rumah. Seketika itu juga pandanganku
beralih ke arah pepohonan karena penasaran akan suara tersebut. “Ada apaan?”
tanya pacarku. “Ah ga ada apa-apa kok. Buruan pulang sana” usirku. Aku pun
cepat-cepat masuk ke dalam rumah dan menutup semua pintu dan jendela. “Yang
kamu gak denger suara ketawa tadi?” tanyaku langsung lewat sms. “Suara ketawa?
Kapan?”. “Tadi pas aku mau masuk ke dalam rumah, ada yg ketawa”. “Masa sih?
Engga ah aku ga denger apa-apa”. “Ah elo budeg sih”. Balesku kesal. Masa iya
cuma aku aja yang dengar? Iiih kok jadi ngeri sendiri ya aku.
Hari-hariku selanjutnya terasa biasa
saja, mungkin sesekali saja ditemani suara-suara aneh dari tetangga sebelah.
Sampai suatu ketika aku sedang sendirian di rumah dan sedang otak-atik laptop
di meja belajar. Fyi, meja belajarku terletak berseberangan dengan pintu kamar
dan saat aku duduk menghadap meja berarti sama saja dengan aku membelakangi
pintu. Dari meja belajar itu pula, jika aku menoleh ke belakang aku akan bisa
langsung melihat kamar 1. Saat itu aku sudah bosen dan merubah duduk jadi ke
arah kiri. Otomatis sebelah kiriku sekarang berhadapan dengan pintu kamar.
Waktu lagi asik ngelamun, entah benar atau tidak, aku melihat sekelebat bayangan
hitam lewat depan kamarku dari ruang tamu dan masuk ke dalam kamar mandi. Aku
sempat berasumsi kalau mataku yang salah. Mungkin mataku sudah lelah karena
terlalu lama di depan laptop. Tanpa pikir panjang aku pun melanjutkan acara
melamunku dan wusss, bayangan hitam itu lewat lagi menuju ke kamar mandi. Hiiii
seketika itu juga aku langsung menutup pintu kamar, menutup jendela, matiin
laptop, dan bersiap-siap untuk tidur. Ah itu tadi apaan ya? Wah jangan-jangan
tuh makhluk mau ngucapin salam perpisahan kali ya soalnya kan waktu itu aku
sedang bersiap-siap untuk get out dari kosan karena memang kuliahku udah kelar.
Aaah... kalau kata mas Bondan Prakoso sih ‘ya sudahlah.....’. Ya sudah deh kalau
begitu biarkan semua kejadian-kejadian ini menjadi memori indah untuk
diceritakan ke anak cucu kelak~
Dengar-dengar sih ini rumah akan ditempati oleh adiknya
temanku yang baru keterima di universitas di Malang. Waaah selamat menempati
rumah ini ya deeek, jangan nangis kalau denger suara yang ga jelas asalnya :P Walaupun
banyak godaan di rumah ini, tapi rumah ini sangat nyaman untuk ditinggali kok.
Terutama kalau sore hari dipakai buat nongkrong-nongkrong manis di teras depan
rumah ditemani pemandangan gunung dan angin sepoi-sepoi dari sawah wiiiih ajib
banget rasanya. Ah aku jadi kangen Malang. Sampai jumpa lagi ya rumah pojokan,
sampai jumpa pak satpam, sampai jumpa tuyul-tuyul kecilku si Putri, Fitri, dan
Marcel yang suka obrak abrik kamar dan ngambilin semua makanan. Sampai jumpa
mas-mas warung dekat rumah dan tak ketinggalan juga Bapak tukang bakso
langganan. Sampai jumpa! Maaf ya aku pulang gak pamitan sama kalian huhu...
Semoga kita bertemu lagi!
No comments:
Post a Comment