Friday, 25 March 2016

Cerita Horror Tapi Gak Terlalu Horror

            Kisah ini adalah kejadian nyata yang benar-benar aku alamin saat aku masih tinggal bersama temanku. Tepatnya tiga tahun yang lalu, untuk pertama kalinya aku menginjakkan kaki di rumah tersebut. Rumah ini sebenarnya tidak mistis, mungkin letak rumahnya saja yang membuatnya mistis. Sebelumnya aku ingatkan sekali lagi kepada kalian kalau ceritaku ini hanya cerita biasa. Kalau kalian ingin cerita yang ada penampakannya, bukan disini tempatnya.

            Biar lebih afdol, aku akan menjelaskan terlebih dahulu tentang posisi rumah ini. Aku tinggal hanya berdua dengan temanku. Ini adalah rumah temanku dan aku ikut ngekos di rumahnya. Kami tinggal di sebuah perumahan yang baru dibangun dan masih dihuni oleh beberapa kepala keluarga saja. Ada yang tinggal di kota Malang? Tahu pesawat Suhat? Yap kalau dari arah jalan Soekarno Hatta kalian hanya perlu lurus, bukan belok kiri ke arah Griya Shanta, bukan pula belok kanan ke arah Blimbing, cukup lurus saja dan melewati persawahan. Di sebelah kiri jalan kalian akan menemukan tempat futsal yang cukup luas dan sret! tinggal belok kiri saja, pasti nanti nemu perumahan deh. Kalau kalian tinggal di kota Malang, kalian pasti tahu perumahan mana yang aku maksud.

            Rumah ini sebenarnya jauh dari kesan mistis. Desainnya minimalis sesuai dengan jaman sekarang. Namun rumah ini letaknya berada paling pojok. Iya, paling pojok. Untuk lebih jelasnya ini adalah gambar letak rumah tersebut.


            Depan rumah ada jalan yang jarang dilewati warga terutama setelah magrib, apalagi tidak ada penerangan jalan sama sekali saat malam. Penerangan satu-satunya berasal dari lampu teras depan rumah saja. Disamping jalan terdapat tembok yang tingginya hanya se dada orang dewasa saja sebagai batas perumahan dengan sungai dan sawah, jadi kita masih bisa melihat pemandangan di depannya. Untuk lebih detailnya mending kalian lihat sendiri aja di gambar di atas.

            Untuk denah di dalam rumah, aku akan memberikan gambaran tentang posisi tiap ruangan yang ada di dalam rumah tersebut.

            Dahulu sebelum rumah ini baru pertama kali dibeli, ruangannya hanya terdiri dari ruang tamu, kamar 1, kamar 2, dan kamar mandi saja. Sedangkan ruangan lainnya masih berbentuk rumput alang-alang yang juga berfungsi sebagai tempat jemuran. Aku sendiri menempati kamar 2 dan temanku menempati kamar 1. Memang tidak ada hal yang mistis terjadi saat aku tinggal di rumah tersebut sampai ada seekor ular masuk ke dalam kamar 1. Waktu itu kita masih berpikiran jernih dan berspekulasi bahwa mungkin ular tersebut datang dari rumput-rumput di halaman belakang atau dari sawah. Lalu beberapa hari setelahnya temanku datang bersama keluarganya dan mengajak seorang mbak-mbak yang ‘mungkin’ bisa melihat hal-hal diluar nalar. Aku sempat mendengar pembicaraan mereka dari dalam kamar. Dia bilang kalau ada hawa panas di rumah ini terutama di kamar 1 dan halaman belakang. Aku sih menanggapinya biasa saja. “Ah paling mbak itu cuma mengada-ada saja”, pikirku. Kemudian rumah ini direnovasi dan temanku pindah ke kamar 3, dan kamar 1 dibiarkan kosong. Sedangkan halaman belakang disulap menjadi dapur dan tempat jemuran dipindah ke lantai atas.

            Perlu kalian ketahui kalau aku sering sekali tinggal di rumah ini sendirian karena temanku selalu pulang kampung setiap akhir pekan. Bahkan hari-hari biasa pun dia kadang pulang saat dijemput oleh keluarganya. Otomatis hampir tiap malam aku sendirian di rumah tersebut. Saat itu masih dalam rangka liburan semester, aku lagi-lagi sendirian di rumah. Aku termasuk orang yang sering kali insomnia, baru bisa tidur setelah jarum jam melewati angka dua belas. Malam itu sekitar jam dua pagi, aku masih terbangun dan menonton tv di kamar. Sayup-sayup kudengar suara mbak-mbak yang ketawa dari rumah sebelah. Ketawanya biasa sih, kaya orang lagi bercanda dan tertawa terbahak-bahak keras sekali, bukan seperti ketawanya Miss K itu. Aku pun mematikan tv ku dan menempelkan telingaku ke dinding kamar berharap mendengar suara itu lebih jelas lagi. Dan benar saja, suara mbak-mbak yang lagi tertawa itu terdengar kembali. “Ini mbak-mbak udah jam segini masih aja becanda, ketawanya kenceng lagi”, batinku. Tak ambil pusing, aku kembali menyalakan tv (biar ga kedengeran suara mbak-mbak) dan mencoba untuk terlelap.

            Keesokan harinya, saat selesei membeli makan malam, aku melihat rumah tetanggaku ini gelap gulita. Semua lampunya mati. Aku tak ambil pusing dan berpikir mungkin mereka sedang pulang kampung juga. Namun malam harinya, sekitar jam satu pagi, aku kembali mendengar suara tawa itu lagi. Kalau rumahnya sepi, trus ini yang lagi ketawa siapa dong?

            Cukup sering aku mendengar suara-suara aneh dari rumah tetangga sebelah sampai aku sudah tak merasa takut lagi. Suara yang sering aku dengar adalah suara mesin cuci. Tengah malam, ngedenger suara mesin cuci. Aneh ga sih? Masa iya tetangga sampe segitunya nyuci baju tengah malem. Tapi entahlah, aku ga peduli~

            Usut punya usut, saat aku lagi ngegosip bareng sama mas-mas penjaga warung deket rumah. Dia tanya kepadaku, “Kamu gak pernah dapet gangguan aneh-aneh a?” tanyanya. “Hah? Gangguan kayak gimana mas? Engga ada sih”, jawabku. “Ya baguslah kalo gitu, soalnya tetanggamu digangguin katanya”. “Tetangga yang mana?”. “:Ya sebelah rumahmu pas itu, bilangnya sih sering ada benda-benda jatuh sendiri gitu.” Dan aku pun Cuma ber ooooooooh ria~

            Teror suara misterius ini gak berhenti sampai disini saja. Aku masih saja mendengar suara-suara tidak masuk akal dan anehnya hanya aku yang mendengarnya dan pasti saat aku sedang sendirian di rumah. Suara kali ini terjadi saat tengah malam juga namun sumber suaranya berbeda. Kali ini aku mendengar suara langkah kaki di lantai atas tempat jemuran. Aku mendengar jelas banget suara orang lagi jalan. Apa telingaku yang terlalu sensitif ya? entahlah. Aku sempat takut waktu itu, mungkinkah maling jemuran? Atau makhluk tak kasat mata? Aaaah dari pada pusing mending nyalain tv dan langsung tidur selimutan.

            Beberapa saat kemudian hidupku tentram tanpa ada gangguan sampai suatu ketika saat aku sedang mandi menjelang magrib, aku mendengar suara ribut di ruang tamu. Suaranya terdengar rame sekali seperti banyak orang lagi ngobrol di ruang tamu. “Ah mungkin temanku baru saja balik pulang kampung dianter keluarganya”, pikirku. Selesai mandi, aku keluar dan mendapati ruang tamu saat itu sedang kosong tak ada siapapun. “Apa jangan-jangan mereka udah pada pulang ya?” Aku pun memberanikan diri memeriksa kamar temanku siapa tau dia ada di kamar tapi nihil. Kamarnya masih dikunci. Nah berarti doi belum balik dong?

            Besoknya saat aku sedang mandi, lagi-lagi aku mendengar suara ribut itu. Tanpa pikir panjang aku pun membuka pintu dan mengintip sedikit dari balik pintu untuk memeriksanya dan benar saja, tidak ada siapapun di ruang tamu. Asli aku merinding saat itu dan bergegas menyelesaikan mandiku. Anehnya, suara itu hanya terdengar saat aku menutup pintu saja. Saat pintu dibuka, suaranya pun hilang. Sejak saat itu, tiap lagi sendirian di rumah, aku selalu membuka pintu kamar mandi saat sedang mandi heheheh...

            Selama tinggal di rumah ini, aku sempat dua kali bermimpi tentang rumah ini dan inti dari mimpiku ini sama, yaitu temanku kesurupan. Aku melihat temanku yang kesurupan sedang menggeliat-geliat di kasur kamarnya dan tepat di atasnya, di langit-langit kamarnya, ada Miss K sedang bergelantungan manis~ Maksud dari mimpi ini apa coba? Hiiiiiii......

            Teror suara yang aku alami tidak berhenti sampai disini saja, masih ada yang lebih parah yang sempat bikin aku hampir jantungan saking kagetnya. Bagaimana tidak, waktu itu sekitar jam sepuluh malam aku sedang bobok-bobok cantik di kasur sambil nonton film di laptop sampai suatu ketika “Bruakk!!!” Ada suara yang kenceng banget, suaranya mirip seperti ada yang ngelempar pintu kamarku dengan benda atau seperti orang yang mendobrak pintu dan pintu tersebut roboh. Serius aku sangat kaget waktu itu dan langsung mematikan laptop untuk memastikan suara itu. “Sial itu suara apaan jangan-jangan maling nih dobrak pintu tapi kok suaranya deket banget di depan pintu kamarku” batinku. Saat itu juga aku langsung sms pacarku dan menceritakan kejadian yang aku alami barusan. Emaaak aku takut :3

            Skip skip skip...

            Sore – sore gini paling enak makan bakso nih! Seperti biasa aku langsung sms bapak bakso langgananku dan lima menit kemudian gerobaknya sudah parkir depan rumah. “Mbak sampean wingi gak onok sing ganggu a?” tanya si abang tukang bakso. “Hah ada apa emang pak?” tanyaku penasaran. “Lah kemaren kan ada mayat disitu mbak di sungai depan rumah”. “Eh seriusan pak? Dimananya?” “Disitu loh” jawabnya sambil menunjuk aliran sungai 30 meter dari depan rumah. “Jarene sih dibunuh sama pacarnya terus dibuak nang kali, nah nyantol deh dia nang kali kunu ditemuin gak pake baju. Tetanggaku loh wes onok sing digangguin mbak, jarene nggoleki kalunge sing ilang makane gentayangan”. Hiiiih ini pak tukang bakso bikin aku tambah merinding aja deh -___-

            Malemnya, sepulangnya dari berkencan ria. Pacarku memarkinkan motornya depan pagar dan menunggu sampai aku benar-benar masuk ke dalam rumah. Saat aku membuka pintu depan, aku sempat menoleh ke arahnya dan seketika itu juga “Hihihi” suara itu muncul. Munculnya dari arah pepohonan di sungai depan rumah. Seketika itu juga pandanganku beralih ke arah pepohonan karena penasaran akan suara tersebut. “Ada apaan?” tanya pacarku. “Ah ga ada apa-apa kok. Buruan pulang sana” usirku. Aku pun cepat-cepat masuk ke dalam rumah dan menutup semua pintu dan jendela. “Yang kamu gak denger suara ketawa tadi?” tanyaku langsung lewat sms. “Suara ketawa? Kapan?”. “Tadi pas aku mau masuk ke dalam rumah, ada yg ketawa”. “Masa sih? Engga ah aku ga denger apa-apa”. “Ah elo budeg sih”. Balesku kesal. Masa iya cuma aku aja yang dengar? Iiih kok jadi ngeri sendiri ya aku.

            Hari-hariku selanjutnya terasa biasa saja, mungkin sesekali saja ditemani suara-suara aneh dari tetangga sebelah. Sampai suatu ketika aku sedang sendirian di rumah dan sedang otak-atik laptop di meja belajar. Fyi, meja belajarku terletak berseberangan dengan pintu kamar dan saat aku duduk menghadap meja berarti sama saja dengan aku membelakangi pintu. Dari meja belajar itu pula, jika aku menoleh ke belakang aku akan bisa langsung melihat kamar 1. Saat itu aku sudah bosen dan merubah duduk jadi ke arah kiri. Otomatis sebelah kiriku sekarang berhadapan dengan pintu kamar. Waktu lagi asik ngelamun, entah benar atau tidak, aku melihat sekelebat bayangan hitam lewat depan kamarku dari ruang tamu dan masuk ke dalam kamar mandi. Aku sempat berasumsi kalau mataku yang salah. Mungkin mataku sudah lelah karena terlalu lama di depan laptop. Tanpa pikir panjang aku pun melanjutkan acara melamunku dan wusss, bayangan hitam itu lewat lagi menuju ke kamar mandi. Hiiii seketika itu juga aku langsung menutup pintu kamar, menutup jendela, matiin laptop, dan bersiap-siap untuk tidur. Ah itu tadi apaan ya? Wah jangan-jangan tuh makhluk mau ngucapin salam perpisahan kali ya soalnya kan waktu itu aku sedang bersiap-siap untuk get out dari kosan karena memang kuliahku udah kelar. Aaah... kalau kata mas Bondan Prakoso sih ‘ya sudahlah.....’. Ya sudah deh kalau begitu biarkan semua kejadian-kejadian ini menjadi memori indah untuk diceritakan ke anak cucu kelak~


Dengar-dengar sih ini rumah akan ditempati oleh adiknya temanku yang baru keterima di universitas di Malang. Waaah selamat menempati rumah ini ya deeek, jangan nangis kalau denger suara yang ga jelas asalnya :P Walaupun banyak godaan di rumah ini, tapi rumah ini sangat nyaman untuk ditinggali kok. Terutama kalau sore hari dipakai buat nongkrong-nongkrong manis di teras depan rumah ditemani pemandangan gunung dan angin sepoi-sepoi dari sawah wiiiih ajib banget rasanya. Ah aku jadi kangen Malang. Sampai jumpa lagi ya rumah pojokan, sampai jumpa pak satpam, sampai jumpa tuyul-tuyul kecilku si Putri, Fitri, dan Marcel yang suka obrak abrik kamar dan ngambilin semua makanan. Sampai jumpa mas-mas warung dekat rumah dan tak ketinggalan juga Bapak tukang bakso langganan. Sampai jumpa! Maaf ya aku pulang gak pamitan sama kalian huhu... Semoga kita bertemu lagi!

No comments:

Post a Comment